Memberikan pendidikan seksual dan reproduksi kepada anak sudah seharusnya dilakukan sejak dini. Ini bukan hal yang tabu, karena akan menjadi bekal si kecil agar bisa menjaga serta peduli tentang kesehatan seksual dan reproduksinya.
Ada banyak manfaat memberikan pendidikan seksual dan reproduksi bagi anak. Pendidikan seks sejak dini, misalnya, membuat kita tidak perlu membicarakannya lagi saat anak sudah remaja, karena pada masa ini biasanya mereka sudah tidak mau mendengarkan nasihat orang tua.
Tentu, saat berbicara dengan si kecil, kita perlu menjelaskan dengan cara yang dapat dipahami anak. Berikut panduan pendidikan seksual dan reproduksi sesuai usia anak yang bisa Genbest terapkan:
Usia 0-2 tahun
Siapa yang sering mengganti kata “penis” menggunakan istilah: “burung”? Mulai sekarang hilangkan kebiasaan itu, ya. Meskipun sederhana, namun mengenalkan nama yang sesuai, seperti vagina, penis, atau anus merupakan cara penting untuk mengenalkan nama anggota tubuh si kecil.
Jangan lupa menjelaskan perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kemudian berikan pemahaman bahwa area privat (kelamin) di tubuh tidak boleh sembarang dipegang atau ditunjukkan orang lain.
Baca Juga: Berbagai Indikator Pertumbuhan Anak pada Usia 1-2 Tahun
Usia 3-5 tahun
Si kecil masih terus perlu dijelaskan soal perbedaan laki-laki dan perempuan dan bagian-bagian tubuh berdasarkan fungsinya. GenBest juga harus lebih menanamkan kebiasaan untuk melindungi bagian pribadinya, seperti keluar kamar mandi harus menggunakan handuk.
Pada usia ini, anak mungkin penasaran tentang masalah reproduksi, seperti bagaimana datangnya adik bayi. Jelaskan secara sederhana, dengan bahasa yang tidak vulgar. Contoh, bagaimana cara bayi dilahirkan? Genbest bisa menjelaskan bahwa ibu melahirkan bayi dari rahim dengan bantuan dokter atau bidan.
Usia 6-8 tahun
Setelah anak masuk SD, Genbest harus tetap menekankan kepada si kecil tentang pentingnya menjaga area privat dan tidak boleh ada yang menyentuh area itu. Genbest juga bisa menjelaskan tentang perubahan bentuk tubuh yang akan dialami saat anak memasuki masa pubertas, supaya si kecil tidak kaget.
Usia 9-12 tahun
Jelaskan lagi tentang perubahan bentuk tubuh pada masa pubertas ini. Contoh, akan muncul bulu di ketiak dan kelamin, perubahan suara, timbul jerawat, hingga munculnya payudara bagi anak perempuan.
Di masa usia ini anak perempuan juga akan mulai mengalami menstruasi pertama, dan mimpi basah pada laki-laki. Jangan panik, jelaskan secara perlahan bahwa fase pubertas ini adalah hal normal.
Baca Juga: Kenapa Remaja Putri Lebih Rentan Alami Anemia?
Usia 12-18 tahun
Memasuki usia remaja, anak tidak hanya mengalami perubahan fisik, namun juga perubahan mental. Ada kalanya anak sedikit malu dan cenderung tertutup. Agar si kecil tetap merasa nyaman, usahakan selalu menghargai dan menjadi pendengar yang baik. Karena mereka umumnya sudah tertarik dengan lawan jenis, jelaskan juga batasan dalam hubungan yang penting diperhatikan.
Itulah beberapa panduan mengenalkan pendidikan seksual dan reproduksi sesuai sesuai usia anak. Jangan lupa, dampini terus si kecil di setiap tahap tumbuh kembangnya, ya
Baca Juga: Ini Makanan Tinggi Kalori dan Sehat untuk Si Kecil yang Kurus
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.