25 Aug

Genbest tentu sepakat kalau stunting tidak boleh dianggap remeh, mengingat dampak gangguan tumbuh kembang ini dapat memengaruhi anak hingga ia dewasa kelak.

 

Tubuh yang sangat pendek dengan tingkat kecerdasan yang rendah, menyebabkan kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak semakin sulit. Daya tahan tubuh yang lemah juga sering membuat anak stunting jadi gampang sakit-sakitan. Ketika dewasa, penderita stunting pun berisiko lebih tinggi untuk mengidap berbagai penyakit, seperti diabetes dan hipertensi.

 

Karena dampaknya yang begitu berbahaya, informasi tentang stunting perlu disampaikan dengan tepat. informasi yang keliru dikhawatirkan bisa membuat banyak orang salah memahami gangguan tumbuh kembang ini dan meremehkannya.

 

Baca Juga: Jangan Salah, Stunting dan Cebol Berbeda, Lho!

 

Berikut ini adalah beberapa informasi tentang stunting yang perlu diluruskan:

 

Mitos: Stunting itu karena keturunan

Banyak yang berasumsi bahwa stunting diakibatkan oleh faktor keturunan dari orang tua yang bertubuh pendek. Ini anggapan yang keliru, karena penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

 

Baca Juga: Cegah Stunting Sejak Awal Kehamilan

 

Mitos: Dampak stunting hanya menyebabkan anak pendek

Salah satu dampak stunting yang paling terlihat memang tubuh penderitanya yang pendek. Tapi masih banyak dampak lainnya.  Dalam jangka panjang, misalnya, stunting bisa menyebabkan perkembangan kognitif anak terhambat sehingga kecerdasannya kurang. Ada juga risiko penyakit degeneratif di masa depan, seperti diabetes melitus, hipertensi, hingga jantung koroner.

 

Mitos: Stunting dimulai ketika seorang anak lahir.

Faktanya, kekurangan nutrisi selama masa kehamilan bisa menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik sehingga meningkatkan risiko stunting.

 

Itulah mengapa, momen 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) yang dimulai sejak anak dalam kandungan hingga usia 2 tahun sangatlah krusial. Bumil selalu disarankan untuk mengonsumsi makanan beragam dan bergizi seimbang agar janin tumbuh sehat.

 

Baca Juga: 7 Makanan Tinggi Kandungan Folat Penting Bagi Ibu Hamil

 

Mitos: Penyebab stunting karena anak kurang banyak makan

Masih banyak yang menganggap stunting disebabkan karena kurang makan. Faktanya, penyebab stunting bukan karena kurang makan, namun asupan makanan yang tidak seimbang.

Oleh karena itulah makanan bergizi seimbang, yang mengandung karbohidrat, protein, lemak vitamin, dan mineral, sangat penting untuk mencegah stunting pada anak. Untuk panduan makan sehat, Genbest bisa menerapkan metode Isi Piringku.

 

Mitos: Semakin cepat memberikan MPASI, semakin baik untuk mencegah stunting

WHO dan IDAI merekomendasikan MPASI pertama dilakukan saat bayi berusia 6 bulan. Pemberian MPASI yang terlalu cepat dikhawatirkan dapat mengganggu pencernaan bayi yang belum sempurna. Jika dipaksakan mengonsumsi makanan padat, bayi bisa sering mengalami  diare atau infeksi saluran pencernaan atas. Perlu diingat, bayi yang sering sakit-sakitan akan lebih tinggi berisiko menderita stunting karena energi yang sebenarnya diperlukan untuk pertumbuhan justru digunakan untuk proses penyembuhannya dari sakit.m

 

Baca Juga: IMD dan ASI Eksklusif Bisa Mencegah Stunting

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top