Kehamilan tentu akan membuat berat badan (BB) ibu hamil (bumil) naik. Namun kenaikannya harus tetap terkendali ya, Genbest, yakni sekitar 11,5-16 kg untuk total kenaikan seluruh trimester. Nah, di tiap semenster, kenaikan BB akan dicapai secara bertahap. 

Pada trimester pertama, misalnya, berat badan bumil bertambah sekitar 1 sampai 2,5 kg. Di trimester kedua 5 hingga 6,3 kg, sementara trimester ketiga sekitar 3,6 hingga 4,5 kg. Tapi ini hanya gambaran rata-rata. Jadi tak perlu terlalu khawatir kalau ada sedikit perbedaan, yang penting perhatikan total kenaikan berat badan yang dicapai, jaga jangan sampai terlalu berlebihan. 

Kenaikan berat badan yang tidak terkendali bisa meningkatkan beberapa risiko kesehatan. Yang paling sederhana, misalnya, bumil akan merasa tidak nyaman karena akan lebih sering sakit punggung, nyeri kaki, dan merasa cepat lelah. Kelebihan BB pada bumil juga bisa membuat hasil USG kurang akurat. karena dokter akan kesulitan melihat bayi lantaran terlalu banyak lemak di tubuh. 

Baca Juga: Olahraga Jalan Kaki Disarankan Bagi Ibu Hamil?

Masih ada beberapa risiko kesehatan yang akan dihadapi bumil saat mengalami kelebihan berat badan, berikut di antaranya:.

1. Bayi besar

Kelebihan berat badan saat hamil akan meningkatkan risiko bumil melahirkan bayi yang terlalu besar (makrosomia). Makrosomia meningkatkan kemungkinan penggunaan forsep atau vakum, bila bumil bersalin normal dan meningkatkan kemungkinan melahirkan melalui operasi caesar. Bayi makrosomia juga berisiko mengalami obesitas pada masa kanak-kanak nanti.

2. Sleep apnea

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang bisa menyebabkan pernapasan berhenti berulang kali saat tidur. Biasanya ini ditandai dengan tidur mendengkur. Sleep apnea akan membuat tubuh kekurangan oksigen dan meningkatkan komplikasi dalam kehamilan, seperti preeklamsia.

3. Preeklamsia

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tingginya kandungan protein pada urine. Gejalanya, kaki dan tangan bumil mengalami bengkak. Preeklamsia dapat membuat plasenta tidak mendapatkan cukup darah sehingga bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) atau lahir prematur. Keduanya meningkatkan risiko anak gagal tumbuh dan mengalami stunting. 

4. Diabetes gestasional

Kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Pada bumil, kondisi ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir cacat dan kelahiran prematur. Risiko lainnya, bayi bisa lahir terlalu besar dan mengalami obesitas di masa kanak-kanak atau dewasa.

Baca Juga: Pentingnya Skrining Sindrom Hipotiroid Kongenital pada Bayi

5. Persalinan prematur

Menurut penelitian, semakin berlebihan berat badan yang bumil peroleh selama kehamilan, semakin besar kemungkinan bayi akan lahir prematur. Kelahiran prematur meningkatkan risiko bayi terhadap sejumlah masalah kesehatan, termasuk kesulitan menyusu sehingga dapat mengganggu tumbuh kembang bayi dan meningkatkan risiko stunting. 

Baca Juga: Anemia Saat Hamil Bisa Sebabkan Bayi Lahir Prematur

6. Keguguran 

Penelitian juga banyak menunjukkan bahwa bumil yang memiliki kelebihan berat badan yang ekstrem (obesitas) berisiko lebih tinggi mengalami  keguguran. Ini karena  pertambahan berat badan yang berlebihan selama kehamilan akan banyak menimbulkan  komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia dan diabetes. Komplikasi inilah yang meningkatkan risiko keguguran. 

Jadi apakah bumil yang penambahan berat badannya terlalu berlebihan perlu menjalani diet? Masing-masing kasus akan berbeda. Untuk itu, bila Genbest merasa terlalu gemuk selama kehamilan ini, coba diskusikan dengan dokter kandungan untuk mendapatkan saran terbaik ya. 

Sumber: www.whattoexpect.com

Baca Juga: Panduan Makan Sehat untuk Ibu Hamil Muda adar Janin Tetap Sehat