11 Jul

Hipotiroid kongenital adalah suatu kondisi yang memengaruhi kelenjar tiroid tubuh. Tiroid sendiri adalah kelenjar kecil di leher bagian bawah, di tempat dasi kupu-kupu biasa dipakai. 

 

Hipotiroid kongenital sangat berbahaya. Bayi yang lahir dengan hipotiroid kongenital akan mengalami kehilangan fungsi tiroid sebagian atau seluruhnya. Ini berarti tiroid tidak mampu menghasilkan cukup hormon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

 

Sebagian besar kasus hipotiroid  kongenital terjadi karena tiroid tidak terbentuk dengan sempurna ketika bayi masih dalam kandungan sehingga saat lahir bayi tidak memiliki kelenjar tiroid sama sekali atau memiliki kelenjar yang berkembang hanya sebagian. Penyebab kondisi ini belum diketahui pasti, tetapi dalam beberapa kasus adalah genetik.

 

Baca Juga: Perilaku Buruk Ibu Hamil yang Berisiko Melahirkan Anak Stunting

 

Dalam laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) digambarkan bayi yang lahir dengan hipotiroid kongenital akan tampak kurang aktif, tangan dan kakinya kurang gerak. Dia pun tampak malas menyusu, lidahnya bila diperhatikan akan makin besar sehingga bila menyusu, dia sering tersedak. Bayi dengan hipotiroid kongenital juga mengalami penyakit kuning yang lama. Perutnya buncit, pusarnya juga sering bodong, kulitnya kering, dan bayi mudah kedinginan. 

 

Bila tidak diobati kondisi hipotiroid kongenital akan semakin parah dan  mengganggu tumbuh kembang anak. Anak akan tumbuh pendek dengan muka khas (sembab dengan bibir tebal dan hidung pesek). Mental penderita hipotiroid kongenital juga terbelakang karena IQ dan EQ-nya rendah. Dia pun mengalami kesulitan bicara. 

 

Baca Juga: Perbedaan antara Gizi Buruk dan Stunting yang Harus Genbest Ketahui

 

Karena itulah skrining sindrom hipotiroid kongenital perlu dilakukan untuk mencegah keterlambatan perkembangan dan cacat intelektual permanen pada bayi. Skrining membutuhkan tes darah sederhana yang umumnya diambil dengan menusuk tumit bayi yang baru lahir.

 

Skrining untuk hipotiroid kongenital dianjurkan ketika bayi berusia tiga hari atau sebelum bayi pulang dari rumah sakit. Bila hasil skrining positif, akan ada tes darah tambahan untuk menegakkan diagnosis yang  lebih akurat.

 

Pentingnya Skrining Sindrom Hipotiroid Kongenital

Jika tes tambahan kembali terbukti positif, maka bayi memang mengidap hipotiroid kongenital dan akan diberikan hormon tiroksin berbentuk tablet. Biasanya obat tersebut akan dicampur dengan ASI, dan diminumkan setiap sekali sehari agar kadar tiroksin dalam darah stabil. 

 

Jangan khawatir, Genbest. Karena pemberian obat secara teratur dan takaran yang tepat anak membuat si kecil tumbuh dan berkembang secara optimal layaknya anak normal lainnya. 

Oleh sebab itu, jangan sampai melewatkan skrining hipotiroid kongenital ini, ya.

 

Sumber: www.idai.idhttps://kidshealth.org

 

Baca Juga: Deteksi Dini Cegah Stunting, Perhatikan Berat Badan Anak

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top