Air putih memang memiliki segudang manfaat bagi tubuh. Namun manfaat ini tidak berlaku untuk bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. Kenapa? Perut bayi masih terlalu kecil. Saat lahir, perut bayi hanya bisa menampung sekitar 1 sampai 2 sendok teh atau 5 sampai 10 mililiter (ml) cairan.
Bila bayi diberi air putih, perutnya terisi dengan zat yang tidak berguna (setidaknya untuk bayi) dan tidak menyisakan ruang untuk vitamin, mineral, lemak, dan kalori yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya dan ini bisa menyebabkan masalah serius, seperti stunting. Karena itulah bayi hingga usia 6 bulan amat disarankan untuk hanya menerima ASI atau susu formula karena kaya nutrisi yang dapat mendukung tumbuh kembang bayi.
Memberikan air putih pada bayi di bawah 6 bulan juga bisa menyebabkan beberapa gangguan kesehatan. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya:
1. Perut kembung
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, perut bayi masih terus tumbuh selama 6 bulan pertama kehidupan, tetapi secara bertahap. Pada saat mereka berumur 1 bulan, kapasitas perut mereka sekitar 80 sampai 150 ml. Pada usia 6 bulan biasanya dapat menampung sekitar 207 ml. Memberikan air putih (setelah bayi minum susu, misalnya) berisiko membuat perut bayi kembung. Hal ini disebabkan karena sistem pencernaan pada bayi belum sempurna dan belum mampu menyerap cairan dengan baik.
2. Kejang-kejang
Ginjal bayi di bawah 6 bulan belum berfungsi dengan baik, sehingga jika diberi air putih terlalu banyak maka air seni akan membawa serta elektrolit dalam darah, yang sebenarnya berguna bagi tubuh bayi. Jika terlalu banyak membuang elektrolit dalam tubuh, maka aktivitas otak dapat terganggu. Gejalanya bisa berupa suhu tubuh rendah hingga kejang-kejang, yang paling berbahaya dapat menyebabkan pembengkakan otak dan bahkan kematian.
Baca Juga: Langkah Pertolongan Pertama Saat Anak Sakit Perut
3. Diare
Si kecil juga bisa terkena diare akibat air putih yang tidak steril. Untuk itu, bagi si kecil yang minum susu formula, pastikan mencampurnya dengan menggunakan air matang. Jika menggunakan air kemasan, cek kandungannya. Hindari air kemasan yang memiliki kandungan natrium lebih dari 200 mg/liter dan kadar sulfat lebih dari 250 mg/liter untuk meminimalkan risiko diare.
Baca Juga: Begini Cara Mengelola Air Sumur Jadi Air Layak Minum
4. Kekurangan gizi
Setelah minum air putih, bayi bisa merasa kenyang dan mengurangi keinginannya untuk minum ASI. Padahal pada usia 0-6 bulan, ASI adalah hal penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya dan menghindari kekurangan gizi yang bisa berakibat stunting.
Baca Juga: IMD dan ASI Eksklusif Bisa Mencegah Stunting
Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih?
Disarankan memberikan air putih setelah memulai makanan padat atau setelah bayi berusia 6 bulan. Tapi jangan jadikan air putih sebagai pengganti ASI atau susu formula Ingat pula, jangan memberikan air putih lebih dari 8 sendok makan, atau setengah gelas per-hari.
Saat si kecil berusia 12 bulan, asupan ASI-nya akan berkurang. Karena aktivitas si kecil meningkat. Pada saat ini bayi dapat diberi air putih lebih banyak (sekitar 8 ons setiap hari) untuk membuatnya tetap terhidrasi.
Baca Juga: Cegah Virus dan Bakteri, Ini Tips Sterilisasi Peralatan Makan dan Minum Bayi
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.