Pemenuhan nutrisi di1.000 hari pertama kehidupan (HPK) akan memengaruhi kesehatan si kecil dalam jangka panjang. Ini termasuk konsumsi makanan/minuman manis yang kerap dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes.
Mengutip VOA Indonesia, Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Muhammad Faizi, mengatakan bahwa sebanyak 1.346 anak di Indonesa mengalami diabetes. Di antara ribuan anak itu terdapat 167 anak yang menderita diabetes melitus tipe 2. Lalu, sisanya mengalami diabetes melitus tipe 1.
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh reaksi autoimun yang menghentikan tubuh dari membuat insulin. Sementara diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan baik dan tidak dapat menjaga gula darah pada tingkat normal. Kondisi ini berkembang selama bertahun-tahun dan biasanya didiagnosis pada orang dewasa (tetapi kini semakin banyak pada anak-anak).
Baca Juga: Cara Mudah Menyiapkan MPASI untuk Ibu Super Sibuk
Tingginya kasus diabetes pada anak tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi banyak orang tua. Terutama saat mempersiapkan berbagai macam menu MPASI, pastikan Genbest memerhatikan aturan pemberian gula pada si kecil.
Apakah MPASI yang ditambahkan gula tidak sehat untuk bayi? Mengutip laman Solid Start, makanan tinggi gula umumnya kurang protein, lemak, dan nutrisi lain yang dibutuhkan bayi. Jika berlebihan, dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas, karies gigi, dan bahkan diabetes, seperti yang sudah disinggung sebelumnya.
MPASI tanpa tambahan gula akan memberi lebih banyak manfaat. Contoh, dapat membantu si kecil belajar menyukai rasa gurih dan makanan yang memiliki rasa manis alami, seperti buah dan sayuran. Jangan lupa, bayi memiliki preferensi bawaan untuk suka rasa manis. Jadi penting untuk memberi mereka waktu untuk mengembangkan selera pada makanan sehat yang tidak mengandung gula.
Baca Juga: Anak Gemuk Berisiko Mengalami Stunting, Kok Bisa?
Terkait ini, Genbest juga perlu lebih berhati-hati saat memilih produk makanan untuk bayi karena gula memiliki sejumlah istilah pada label kemasan, seperti sirup jagung, fruktosa, dekstrosa, dan banyak lagi.
Menurut penelitian dari University of Calgary di Kanada, lebih dari setengah makanan untuk bayi dan balita mengandung 20% kalori yang berasal dari gula. Bahkan, American Academy of Pediatrics (AAP) menemukan bahwa 35 dari 79 sampel makanan bayi campuran biji-bijian dan buah-buahan mengandung 35% kalori dari gula. Jika terus dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah, dan meningkatkan risiko penyakit diabetes pada anak.
Aturan menambahkan gula pada menu MPASI bayi, berdasarkan tahapan usianya
6 - 12 bulan:
Hindari gula. Jika Genbest ingin mengenalkan rasa manis, bisa dengan buah-buahan segar seperti pisang atau mangga. Hindari juga minuman manis. Berikan si kecil air putih dan ASI. Bila si kecil tidak mendapat ASI, pilih susu formula tanpa gula
12 - 24 bulan:
Walau sebenarnya si kecil sudah bisa dikenalkan dengan gula, tapi pertimbangkan untuk menunggu. Paparan gula yang terlalu cepat sering dapat mengurangi keragaman makanan yang disukai anak dan bahkan meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2.
24 bulan ke atas:
Si kecil bisa diperkenalkan makanan dengan tambahan gula, namun tetap prioritaskan makanan/minuman bergizi dari pada yang memiliki kalori kosong dari gula.
Sumber: https://solidstarts.com
Baca Juga: 10 Singkatan Seputar MPASI yang Perlu Diketahui pada Ibu
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.