Genbest apakah si kecil sering mengalami ruam kemerahan atau bentol-bentol di kulitnya setelah mengonsumsi suatu makanan? Ya, si kecil kemungkinan memang mengalami alergi. Setiap anak bisa menderita alergi, tetapi alergi lebih sering terjadi pada anak-anak dari keluarga yang punya riwayat alergi.
Nah, yang sering bikin penasaran, saat si kecil menderita alergi, apa ia perlu segera melakukan tes alergi? Dilansir dari laman IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), tes alergi tidak perlu dilakukan pada kasus alergi yang faktor pencetusnya sudah dapat diketahui. Contoh bila si kecil setiap makan udang mengalami biduran, itu jelas dia alergi pada udang. Si kecil juga tidak perlu tes alergi apabila saat tanya jawab oleh dokter, jelas terlihat hubungan antara faktor pencetus dengan timbulnya gejala.
Sebaliknya, tes alergi dibutuhkan bila suatu gejala yang dicurigai sebagai alergi berat atau berulang tidak diketahui jelas pencetusnya. Tes alergi juga untuk membuktikan gejala yang dialami si kecil itu benar karena alergi atau tidak.
Baca Juga: Alergi Makanan Bisa Sembuh Kalau Terus Konsumsi Penyebabnya?
Tes Eliminasi Makanan
Langkah terbaik saat Genbest mencurigai si kecil menderita alergi, namun tidak diketahui penyebabnya, adalah mengonsultasikannya pada dokter. Bila memang diperlukan, dokter akan merekomendasikan beberapa tes alergi, dimulai yang paling sederhana, seperti tes eliminasi makanan.
Dilansir dari Healthline, tes eliminasi makanan dilakukan dengan menghentikan pemberian makanan yang diduga sebagai penyebab reaksi alergi (alergen), seperti susu, telur, ikan, dan sebagainya. Awalnya alergen dihentikan selama dua hingga tiga minggu sambil dilakukan pemantauan atas gejala apa pun yang muncul pada si kecil.
Kemudian, makanan-makanan tersebut diperkenalkan kembali sambil reaksi yang timbul pada anak diawasi, seperti perubahan pernapasan, ruam, perubahan kebiasaan buang air besar, atau kesulitan tidur. Dari situlah dokter dapat menganalisis makanan-makanan apa yang menjadi penyebab alergi si kecil.
Selain tes eliminasi makanan, masih ada tes alergi pada anak yang umum dilakukan, berikut di antaranya:
Skin Prick Test
Pada skin prick test, dokter akan menyuntikkan setetes alergen pada tubuh anak. Jika anak memiliki alergi terhadap zat tersebut, di kulitnya akan timbul benjolan/bengkak kecil berwarna kemerahan. Tes ini sering dianggap sebagai standar emas tes alergi dan umumnya dapat dilakukan pada setiap anak selama usianya sudah di atas 6 bulan.
Baca Juga: 7 Jenis Alergi yang Sering Dialami Bayi dan Cara Ampuh Mengatasinya
Tes Alergi pada Darah
Tes darah biasanya digunakan apabila hasil skin prick test tidak memberikan hasil yang cukup jelas. Caranya, seperti tes darah pada umumnya, yakni mengambil darah dari vena di lengan si kecil, lalu hasilnya dikirim ke laboratorium. Si kecil yang memiliki alergi akan memiliki lebih banyak antibodi IgE dalam darah.
Nah, itu sekilas tentang tes alergi yang biasa dilakukan pada anak. Genbest tidak perlu bingung menentukan tes apa yang diperlukan si kecil, karena dokter akan membantu memilihkan tes alergi terbaik yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan si kecil.
Baca Juga: Tanda Anak Alergi Protein Susu Sapi yang Terjadi Selama 1.000 HPK
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.