Sampai sekarang masih banyak orang mengira gizi buruk dan stunting adalah hal yang sama. Meskipun sama-sama harus dicegah sejak 1.000 hari pertama kehidupan, namun gizi buruk dan stunting adalah dua hal yang berbeda.

Lantas apa perbedaannya? Berikut ini tiga poin utama pembeda antara gizi buruk dan stunting.

Baca Juga: Jangan Salah, Stunting dan Cebol Berbeda, Lho!

Faktor Penyebab

Gizi buruk adalah masalah kesehatan yang terjadi dalam waktu singkat. Ada kalanya anak memiliki pertumbuhan yang normal, tapi ada hal yang menyebabkan mereka kurang mendapatkan asupan gizi dari makanan yang dikonsumsi dan mengalami penurunan berat badan.

Sedangkan, stunting umumnya terjadi karena kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, contoh di masa 1.000 hari pertama kehidupan anak. Stunting juga bisa disebabkan faktor lain, seperti anak sering sakit atau bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang tidak tertangani dengan baik.

Dampak Gizi Buruk dan Stunting

Gizi buruk dalam jangka panjang bisa mengakibatkan berhentinya pertumbuhan anak sebelum waktunya dan menyebabkan mereka pendek (stunting) dan kurus (wasting). Dampak gizi buruk lainnya, anak mudah mengalami infeksi karena kekebalan tubuhnya lemah dan IQ-nya rendah. 

Untuk stunting, dalam jangka panjang bisa menyebabkan anak gagal tumbuh serta mengalami hambatan dalam perkembangan kognitif & motorik. Jangan lupa juga, stunting terkait erat dengan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme dan kekebalan tubuh yang rendah.

Ciri Gizi Buruk dan Stunting

Ciri anak gizi buruk biasanya terlihat dari kulitnya yang kering, lemak di bawah kulit berkurang, hingga otot mengecil. Bahkan, ada kemungkinan perut menjadi buncit jika sudah dalam tahap lanjut. 

Sedangkan, ciri stunting bisa terlihat dari pertumbuhan anak yang melambat, tubuhnya jauh lebih pendek dari teman-teman seusianya dan wajahnya juga terlihat lebih muda. Pubertas pada anak stunting juga telat. Karena kecerdasannya kurang, anak stunting umumnya memiliki kemampuan fokus yang rendah sehingga prestasi belajarnya tidak maksimal.

Baca Juga: Deteksi Dini Cegah Stunting, Perhatikan Berat Badan Anak

Mencegah Gizi Buruk dan Stunting

Cara terbaik untuk mencegah gizi buruk pada anak adalah dengan lebih memerhatikan nutrisinya sejak dini, seperti:

1. Memberi ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
2.  Memasuki 6 bulan, si kecil harus mulai dikenalkan dengan MPASI sambil terus diberikan ASI sampai usia 2 tahun.
3. Setelah si kecil berusia satu tahun, ia sudah bisa menikmati makanan keluarga. Usahakan untuk selalu menyajikan makanan yang sehat dan seimbang. Ini berarti harus ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. 
4. Kalau GenBest mengkhawatirkan pola makan anak yang begitu buruk, cobalah mengonsultasikannya pada dokter apakah ia membutuhkan suplemen atau tidak

Pencegahan stunting, terutama yang disebabkan kurangnya asupan nutrisi, hampir sama dengan pencegahan pada anak gizi buruk. Namun pencegahan stunting perlu dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Ini sedikit gambarannya:

1. Ibu harus memerhatikan kecukupan nutrisinya semasa hamil dan menyusui. 
2. Setelah anak dilahirkan, idealnya ia menjalani proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini) lalu proses pemberian nutrisinya tidak jauh berbeda dengan pencegahan gizi buruk di atas, yaitu pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, pengenalan MPASI, dan makanan keluarga . 
3. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun dan menjaga sanitasi lingkungan rumah yang bersih.
4. Patuhi jadwal imunisasi anak untuk menghindari anak terserang penyakit berat yang sebenarnya dapat dicegah
5. Rajin memantau tumbuh kembang anak.

Baca Juga: Susu Pertumbuhan Bisa Bantu Tekan Angka Stunting