Pada saat remaja ini, wajar bila Genbest jatuh cinta dan ingin selalu dekat dengan sang pacar. Hanya saja, cinta tidak pernah perlu dibuktikan dengan seks. Karena itu, berhati-hatilah saat menjalin hubungan, jangan kelewat batas.
Ini tidak ada hubungannya dengan kuno atau ketinggalan zaman. Hubungan intim di usia Genbest saat iniyang masih remaja, memiliki risiko yang tinggi. Genbest mungkin akan menyangka sekali melakukan hubungan seks, tidak akan membuahkan kehamilan. Itu salah besar karena Genbest tetap bisa hamil.
Coba bayangkan apa yang Genbest lakukan, bila hamil? Berhenti bersekolah? Ini berarti Genbest gagal meraih impian untuk masuk universitas keren atau memiliki karier yang membuat banyak orang kagum.
Atau Genbest mau menggugurkan kandungan? Aborsi atau menggugurkan kandungan adalah tindakan ilegal yang sangat berbahaya dan bisa mengancam jiwa Genbest. Dalam jangka panjang, tindakan aborsi dapat menyebabkan depresi karena Genbest dihantui rasa bersalah.
Dari segi kesehatan, seks sebelum menikah (seks pranikah) juga memiliki banyak dampak buruk, ini di antaranya:
1. Tertular penyakit kelamin dan HIV
Salah satu penyakit yang cukup berbahaya dan belum bisa disembuhkan adalah HIV. Tidak seperti pasangan menikah yang melakukan hubungan monogami (berhubungan dengan satu pasangan), remaja yang sudah aktif secara seksual sangat mungkin bergonta-ganti pasangan.
Selain itu, belum tentu remaja melakukan seks aman, menggunakan kondom saat berhubungan intim. Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko tertular infeksi menular seksual terhadap pasangan.
2. Mengalami guilty feeling
Indonesia masih memegang nilai-nilai agama dan adat ketimuran yang kuat. Hal ini bisa memicu guilty feeling atau perasaan berdosa setelah melakukan seks pranikah sehingga membuat kamu merasa cemas dan mengalami stres berat.
3. Kehilangan gairah seksual
Dilansir dari Hello Sehat, melakukan hubungan seks sebelum menikah bisa menurukan keintiman Genbestdan pacar saat masuk jenjang pernikahan.
Ini karena sekali Genbest mulai melakukan hubungan seks, maka itu akan menjadi kebiasaan, dan Genbest dan si dia berakhir melakukan setidaknya dua atau tiga kali seminggu.
Saat memasuki jenjang pernikahan hubungan seks yang terlalu sering pada masa pacaran bisa merusak keintiman karena rasa bosan bisa menghilangkan gairah seksual dan mengganggu kehidupan pernikahan Genbest ke depannya.
Baca Juga: Nikah di Usia Remaja Memperbesar Risiko Anak Stunting
4. Ketergantungan secara emosi dan seksual
Menurut Psikolog Universitas Gadjah Mada, Profesor Koentjoro, hubungan seksual pranikah berpotensi menyebabkan terjadinya kekerasan selama pacaran hingga memicu rasa cemburu berlebihan terhadap pasangan. Hal ini berisiko memicu pertengkaran yang berujung pada kekerasan selama pacaran, termasuk kekerasan seksual. Misalnya, saat remaja putri menolak melakukan hubungan seksual, bukan tidak mungkin pasangan akan melakukan pemaksaan.
Nah, semoga dengan pengetahuan ini, Genbest tidak tergoda untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah. Ingat selalu bahwa kehamilan di usia remaja sangat berisiko, tidak hanya bagi kamu, namun juga untuk masa depan anak Genbest.
Baca Juga: Kehamilan di Usia Muda Picu Stunting
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.