Terlalu banyak anak dan terlalu sering melahirkan merupakan dua hal yang sangat tidak dianjurkan karena akan memperbesar risiko terjadinya masalah dalam kehamilan ibu, seperti kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Kedua hal itu merupakan pemicu bayi mengalami stunting.
Itulah sebabnya alat kontrasepsi atau KB menjadi begitu penting. Salah satu alat KB yang efektif adalah alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) yang juga populer dengan nama KB implan atau KB susuk.
AKBK adalah alat kontrasepsi berbentuk tabung plastik kecil yang berisi hormon untuk mencegah kehamilan yang dipasang di bagian bawah kulit lengan atas. Setelah implan terpasang, Genbest tidak perlu memikirkan KB lagi selama 3-5 tahun. Ini sangat berguna bagi yang sering kelupaan kalau harus minum pil pada waktu yang sama setiap hari.
Saat pertama kali dipasang, Genbest mungkin akan merasakan reaksi ringan seperti memar, nyeri tekan, atau bengkak di sekitar implan. Efek samping lain terkait menstruasi yang mungkin menjadi tidak teratur, lebih jarang atau lebih lama. Jika Genbest merasa efek samping sangat mengganggu, implan bisa dilepas kapan saja.
Menurut buku “Panduan Mempersiapkan Pernikahan dan Kehamilan bagi Calon Pengantin untuk Mencegah Stunting” yang diterbitkan oleh BKKBN, alat kontrasepsi bawah kulit dapat mencegah kehamilan hingga 99,95%. Artinya, dari 10.000 wanita yang menggunakan KB implan, hanya 5 perempuan yang berisiko mengalami “kebobolan”.
Baca Juga: 5 Alat Kontrasepsi yang Efektif Mengatur Jarak Kehamilan
Sayangnya, banyak mitos terkait alat kontrasepsi bawah kulit dan tidak sedikit yang termakan hoaks ini sehingga ragu menggunakan KB implan. Nah, berikut mitos seputar alat kontrasepsi bawah kulit atau KB implan:
Mitos 1: Memasang KB implan tidak boleh bekerja berat
Meski dipasang di lengan, tidak ada hubungan antara larangan kerja berat dengan pemasangan KB implan. Setelah luka bekas pemasangan implan sembuh (sekitar 1 minggu), lengan akan kembali normal seperti biasanya, kok.
Mitos 2: KB implan bisa berpindah-pindah tempat
Tidak sedikit wanita ragu menggunakan alat kontrasepsi bawah kulit karena khawatir alatnya berpindah tempat atau hilang. Padahal, KB implan tidak akan keluar maupun berpindah. Alat tersebut tetap berada di tempat pemasangan sampai akhirnya implan dilepas.
Mitos 3: KB impan tidak boleh untuk wanita gemuk
Wanita di atas 70 kg bukannya tidak boleh menggunakan implan, namun implan kehilangan efektivitasnya lebih cepat pada wanita dengan berat badan yang lebih besar.
Mitos 4: Penderita gondok tidak boleh menggunakan implan
Tidak ada kaitan antara penyakit gondok dan penggunaan KB implan atau alat kontrasepsi bawah kulit. Wanita yang menderita gondok masih boleh menggunakan alat ini untuk mencegah dan mengatur jarak kehamilan.
Baca Juga: Penggunaan Alat Kontrasepsi saat Baru Menikah, Sebabkan Mandul?
Mitos 5: KB implan bahaya karena bikin haid berhenti
Berhentinya haid akibat pemasangan KB implan bukan tanda bahaya. Kondisi tersebut disebabkan proses pelepasan sel telur yang terhambat. Implan bekerja dengan memengaruhi keadaan lendir dalam rahim dan juga pelepasan sel telur sehingga pada umumnya penggunaan implan akan membuat haid terhenti (amenore) atau kadang timbul bercak (spotting).
Mitos 6: KB implan bikin rahim kering dan susah hamil kembali
Faktanya, pemasangan KB implan tidak menyebabkan rahim kering. Setelah KB implan dilepas, Genbest bisa merencanakan kehamilan kembali, kok!
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.