Setiap perempuan pasti akan mengalami menstruasi setiap bulannya. Namun, pernahkah Genbestie merasakan siklus menstruasi tidak teratur? Dikutip dari Antaranews, dr. Cindy Rani Wirasti menyatakan bahwa siklus menstruasi yang tidak teratur terjadi di antara rentang waktu 21-42 hari tiap bulannya.
Nah, jika pernah mengalami menstruasi tidak teratur, Genbestie harus waspada, ya, terutama pada penyakit oligomenorea. Yuk kita mengenal lebih jauh tentang penyakit reproduksi ini.
Baca juga: Normalkah Menstruasi Tidak Teratur pada Remaja Putri?
Mengenal Oligomenorea
Menurut definisi dari Kementerian Kesehatan, oligomenorea adalah penyakit yang mengakibatkan darah menstruasi tidak teratur dan tidak konsisten pada wanita. Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita yang memiliki siklus menstruasi lebih dari 35 hari atau dalam satu tahun kurang dari sembilan kali periode menstruasi.
Sekilas oligomenorea mempunyai gejala yang mirip dengan sindrom polikistik ovarium (PCOS). Namun, berbeda dengan PCOS yang hanya disebabkan oleh hormon, penyebab oligomenorea lebih beragam, seperti kelebihan hormon tiroid, radang panggul, dan sebagainya. Selain itu, wanita lebih rentan terkena penyakit ini jika sedang menderita diabetes tipe 1, mengidap menggunakan pil atau suntik KB, dan melakukan aktivitas berat. Jika tidak ditangani dengan tepat, oligomenorea dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti ketidaksuburan, penyakit kardiovaskular, hingga kanker endometrium.
Baca juga: Siklus Haid Tidak Teratur Pengaruhi Kesuburan Ibu?
Gejala, Pengobatan, dan Perawatan Oligomenorea
Kalau Genbestie sudah merasakan beberapa gejala ini, segera periksakan diri ke dokter, ya.
• Siklus menstruasi tidak teratur,
• Darah menstruasi keluar sedikit,
• Tidak haid selama 35 hari atau lebih,
• Menstruasi kurang dari 9 kali dalam satu tahun,
• Keputihan,
• Sakit perut.
Jika sudah didiagnosa oligomenorea, ada beberapa pengobatan dan perawatan yang dapat dilakukan.
1. Perubahan pola hidup
Oligomenorea dapat disebabkan karena banyak faktor. Jika disebabkan karena metabolisme rendah dan stres, perawatannya adalah dengan pola makan dan psikoterapi. Apabila disebabkan oleh obesitas, pasien akan diminta untuk menurunkan berat badan.
Baca juga: Kelebihan Berat Badan Saat Hamil Bikin Keguguran?
2. Terapi hormon
Kontrasepsi oral seperti pil KB sering digunakan untuk mengembalikan keteraturan siklus menstruasi. Selain mencegah kehamilan, pil KB akan menyeimbangkan hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh. Namun jika Genbestie sedang dalam program hamil, sebaiknya konsultasikan kembali dengan dokter, ya.
3. Operasi
Pada kasus tertentu, seperti oligomenorea yang disebabkan oleh tumor, tindakan yang dilakukan adalah operasi. Selain itu, dokter akan menyarankan terapi radiasi atau kemoterapi jika diperlukan.
Bagi wanita usia produktif, menjaga kesehatan reproduksi merupakan sebuah langkah penting. Oleh karena itu, oligomenorea bukan sekadar masalah sepele. Genbestie jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jika sudah mengalami beberapa gejalanya.
———
Sumber:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2583/gejala-oligomenorea
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1143/kontrasepsi-tepat-tingkatkan-kesehatan-reproduksi
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560575/
https://www.antaranews.com/berita/745572/kapan-menstruasi-dikatakan-tak-teratur
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.