3 Dec

Stunting merupakan permasalahan serius yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak secara jangka panjang. Salah satu langkah penting untuk mencegah stunting adalah dengan mengukur dan memantau status gizi anak secara berkala. 

 

Melansir ayosehat.kemkes.go.id, dalam proses menentukan status gizi dan mendiagnosis stunting, para petugas kesehatan umumnya melakukan tiga langkah pemeriksaan seperti:

 

1. Melakukan wawancara medis (anamnesis) dengan pasien
2. Mengukur kondisi fisik, terutama berat dan tinggi badan
3. Melaksanakan tes pendukung tambahan, termasuk pemeriksaan tulang dan TBC

 

Pengukuran status gizi anak sendiri dilakukan dengan berbagai indikator seperti jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan atau panjang badan, serta lingkar kepala. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut.

 

Baca Juga: Kenali 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan, Apa Saja?

 

Indikator yang Digunakan dalam Mengukur Status Gizi Anak

 

Melansir idai.or.id, acuan yang digunakan di Indonesia menggunakan kurva pertumbuhan milik Badan Kesehatan Dunia (WHO). Berikut adalah indikator-indikator umum yang digunakan dalam mengukur status gizi anak:

 

1. Berat Badan Menurut Usia (BB/U)

Indikator ini mengukur berat badan anak sesuai dengan usianya. Data ini digunakan untuk mengetahui apakah anak mengalami kekurangan atau kelebihan berat badan. Berat badan yang tidak sesuai usia bisa menjadi tanda awal masalah gizi.

 

2. Tinggi Badan Menurut Usia (TB/U)

Tinggi badan dibandingkan dengan usia anak digunakan untuk mendeteksi masalah pertumbuhan kronis seperti stunting. Anak yang lebih pendek dari standar tinggi badan sesuai usia mungkin mengalami kekurangan gizi dalam jangka panjang.

 

3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB atau BB/PB)

Indikator ini menghubungkan berat badan anak dengan tinggi badan atau panjang badan (untuk anak di bawah dua tahun). Hal ini membantu mengetahui apakah anak terlalu kurus, gemuk, atau ideal untuk tinggi badannya.

 

4. Indeks Massa Tubuh Menurut Usia (IMT/U)

IMT/U dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan (m) kuadrat. Indikator ini memberikan gambaran tentang status gizi anak dalam kaitannya dengan risiko obesitas atau kekurangan berat badan.

 

Baca Juga: Apakah Stunting Berpengaruh pada Kecerdasan Anak?

 

Hal yang Harus Dilakukan Agar Status Gizi Anak Baik

 

Untuk memastikan status gizi anak baik, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter, bidan ataupun posyandu setidaknya sejak anak berusia satu bulan. 

 

Genbestie akan mendapatkan buku Kesehatan Ibu Anak (KIA) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) saat rutin melakukan pemeriksaan ke dokter. Gunanya adalah untuk memudahkan pemantauan kesehatan Si Kecil serta dapat dilakukan penanganan sedini mungkin jika terlihat adanya kelainan pada tumbuh kembang anak. 

 

Untuk memastikan pertumbuhan Si Kecil sesuai dengan acuan, yuk datang ke layanan kesehatan secara teratur. Jangan lupa, masa awal kehidupan anak yakni 1.000 HPK adalah masa yang paling penting lho, Genbestie.

 

-----

 

Sumber:

https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-mengukur-status-gizi-anak-secara-rutin 

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1 

https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/gizi-anak/status-gizi-anak/#apa-saja-permasalahan-status-gizi-pada-anak 

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top