Pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Salah satu pedoman utama yang digunakan adalah '10 T,' yang mencakup berbagai aspek penting dalam memantau dan menjaga kesehatan ibu serta perkembangan janin sepanjang kehamilan.

Baca Juga: Perkiraan Panjang dan Berat Janin Selama dalam Kandungan
 

Tujuan Pemeriksaan Kehamilan

Melansir ayosehat.kemkes.go.id, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia merupakan yang tertinggi ketiga di Asia Tenggara. Penyebab kematian bayi akibat berat badan lahir rendah (BBLR), sedangkan kematian ibu akibat pendarahan serta eklampsia. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan secara rutin di puskesmas oleh tenaga kesehatan terlatih sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Tujuan lainnya dalam pemeriksaan kehamilan adalah memastikan kesehatan ibu dan perkembangan janin, mendeteksi masalah atau komplikasi sejak dini, menjaga kesehatan ibu dan bayi, serta mempersiapkan persalinan yang aman. Selain itu, pemeriksaan ini membantu mengurangi risiko komplikasi, mempersiapkan keluarga menerima bayi, serta mempersiapkan ibu menghadapi masa nifas dan pemberian ASI eksklusif.

Pedoman 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan

Pedoman 10 T dalam pemeriksaan kehamilan merupakan langkah-langkah pemeriksaan yang terstruktur dan dilakukan secara rutin untuk memastikan kehamilan berjalan dengan baik. Berikut adalah rincian 10 T berdasarkan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) bagian II:

1. Timbang Berat Badan & Ukur Tinggi Badan

Berat badan ibu harus dipantau secara berkala untuk mendeteksi ada tidaknya gangguan pada pertumbuhan janin. Sementara pengukuran tinggi badan untuk menentukan status gizi dan risiko persalinan.

2. Tekanan Darah (TD) Diperiksa 

Memeriksa tekanan darah ibu hamil penting untuk mendeteksi ada atau tidaknya Hipertensi. Hal tersebut dapat terlihat jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg.

3. Tetapkan Status Gizi dengan Mengukur LILA (Lingkar Lengan Atas) 

Jika LILA < 23,5 cm maka dapat berisiko kurang energi kronis dan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). 

4. Tinggi Fundus Uteri Diperiksa

Tujuannya untuk mengukur pertumbuhan janin dengan menghitung jarak dari puncak tulang panggul hingga bagian atas perut ibu hamil.

5. Tentukan Presentasi Janin dan Detak Jantung Janin

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kelainan letak janin atau masalah lain, biasanya dilakukan mendekati persalinan.

6. Tetanus Vaksin Diberikan Bila Perlu

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui status imunisasi ibu hamil. Jika belum, vaksin Tetanus akan diberikan untuk membangun kekebalan terhadap infeksi tetanus. 

Baca Juga: Begini Cara Jaga Asupan Nutrisi Ibu Hamil yang Sibuk Bekerja

7. Tablet Tambah Darah (TTD) Diberikan

Tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil setiap harinya selama masa kehamilan untuk mencegah kekurangan gizi dan terkena anemia.

8. Tes Laboratorium dan USG

Pemeriksaan yang dilakukan di antaranya adalah kadar Hemoglobin, pemeriksaan darah lain sesuai indikasi, protein  urine, serta deteksi kondisi kehamilan dan janin dengan Ultrasonografi atau USG

9. Tata Laksana dan Penanganan Kasus 

Penanganan akan segera dilakukan apabila ditemukan masalah kesehatan pada ibu atau janin.

10. Temu Wicara dan Konseling

Saat pemeriksaan kehamilan, ibu mendapatkan edukasi seputar kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi untuk memastikan kehamilan sehat dan lancar.

Dengan memahami pedoman 10 T, Genbestie dapat menjalani kehamilan dengan lebih aman dan tenang untuk mengurangi risiko komplikasi dan mempersiapkan diri untuk proses persalinan dalam menyambut buah hati. Tunggu apalagi? Yuk periksakan kehamilan sekarang!

—--

Sumber:

Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dalam https://ayosehat.kemkes.go.id/buku-kia-kesehatan-ibu-dan-anak 

https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kehamilan-anc-di-fasilitas-kesehatan