25 Jun

Genbest pastilah tahu kalau imunisasi idealnya harus tepat waktu untuk membangun kekebalan tubuh optimal agar bisa melindungi si kecil dari berbagai penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Namun masalahnya, terkadang jadwal imunisasi terlewat dengan berbagai alasan. Karena si kecil sakit, misalnya, atau saat jadwal imunisasi, Genbest dan si kecil sedang berada di luar kota, dan sebagainya. 

 

Apa pun penyebabnya, penting bagi si kecil untuk menerima semua imunisasi secara lengkap.  Untuk itu, pastikan mengejar ketertinggalan imunisasinya dengan melakukan catch-up immunization atau imunisasi kejar. Dengan catch-up immunization, si kecil bisa mendapatkan imunisasi yang belum pernah dia dapatkan atau serial imunisasi yang terputus.

 

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi yang telah diberikan sudah menghasilkan respons imunologis, walau masih di bawah ambang kadar proteksi. Itulah mengapa, kita tetap harus mengejar imunisasi atau catch-up immunization, agar tercapai kadar perlindungan optimal pada anak.

 

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Ini Pentingnya Imunisasi buat Anak

 

Aturan Imunisasi Kejar

Berikut aturan imunisasi kejar untuk imunisasi yang belum lengkap atau menyusul imunisasi yang tertunda, seperti yang dikutip dari laman IDAI:

 

1. Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B dilakukan sejak baru lahir (<12 jam setelah lahir), lalu dilanjutkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Apabila belum imunisasi Hepatitis B sejak bayi, si kecil bisa mendapatkan serial imunisasi kapan saja.

 

2. DPT

Imunisasi DPT bertujuan untuk mengeliminasi 3 penyakit yakni difteri, pertusis, dan tetanus. Idealnya imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dan dilanjutkan imunisasi ulangan 1 kali (interval satu tahun setelah DPT 3), dan diberikan ulangan pada usia 5 tahun (sebelum masuk sekolah).

 

Jika imunisasi DPT terlambat diberikan, pastikan untuk tidak mengulang imunisasi dari awal. Tetap lanjutkan imunisasi sesuai jadwal yang telah diberikan.

 

3. Polio

Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat usia 2, 4, 6, 18 bulan atau usia 2, 3, 4 bulan sesuai program pemerintah. Sedangkan vaksin polio suntik (IPV) diberikan usia 2, 4 , 6-18 bulan, dan 6-8 tahun. Jika terlambat, disarankan tidak mengulang imunisasi sejak awal. Tetapi, lanjutkan sesuai jadwal sebelumnya.

 

4. Campak

Imunisasi campak diberikan saat usia 9 bulan, lalu dosis pengulangan saat usia 6-59 bulan dan saat memasuki SD kelas 1-6. Apabila sampai usia 9-12 bulan belum imunisasi campak disarankan segera melakukannya. Jika sampai usia di atas 1 tahun belum melakukannya, berikan imunisasi MMR.

 

3. MMR

Vaksin MMR, singkatan dari measles, mumps, dan rubella alias campak, gondongan, dan rubella, diberikan saat usia 15-18 bulan, dengan minimal interval 6 bulan antara imunisasi campak dan MMR. Vaksin MMR diberikan untuk melindungi anak dari penyakit rubella, campak, dan gondongan. Jika anak sudah mendapatkan imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan diulang pada usia 6 tahun, kita tidak perlu memberi imunisasi campak tambahan. Tetapi, jika belum melakukan imunisasi booster setelah usia 6 tahun, tetap berikan imunisasi campak atau MMR kapan saja. 

 

Baca Juga: Tidak Sebabkan Autisme, Ini Fakta Seputar Imunisasi Measles Rubella

 

4. HiB

Vaksin Hib melindungi si kecil dari bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib) yang bisa menyebabkan radang otak (meningitis) dan infeksi paru-paru. Vaksin HiB diberikan saat usia 2, 4, dan 6 bulan. Lalu, diulangi saat memasuki usia 18 bulan. Apabila baru vaksin pada usia 1-5 tahun, maka imunisasi HiB hanya perlu dilakukan satu kali.

 

5. Rotavirus

Vaksin rotavirus diberikan untuk mencegah diare. Ada ada dua macam vaksin rotavirus, yakni Rotateq yang diberikan sebanyak tiga dosis; usia 6-14 minggu, 4-8 minggu, dan maksimal usia 8 bulan. Lalu Rotarix yang diberikan sebanyak dua dosis; usia 10 minggu, dan usia 14 minggu dengan maksimal usia 6 bulan. Apabila si kecil yang belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum ada studi keamanannya.

 

Baca Juga: Diare Terlalu Sering Pada Anak Meningkatkan Risiko Stunting

 

6. Influenza

Jika serial imunisasi influenza si kecil terputus, vaksin influenza lanjutan bisa diberikan tanpa mengulang dosis sebelumnya. 

 

7. Varisela

Varisela atau vaksin cacar air diberikan saat usia di atas 1 tahun sebanyak satu kali. Untuk anak di atas usia 13 tahun mendapatkan vaksin sebanyak 2 kali. Jika terlambat dan belum sempat vaksin, si kecil bisa melakukan imunisasi kapan saja karena vaksin varisela bisa diberikan sampai dewasa.

 

8. Hepatitis A & Tifoid

Terakhir, imunisasi Hepatitis A dan Tifoid diberikan saat anak berusia di atas 2 tahun. Khusus untuk imunisasi Tifoid dilakukan pengulangan setiap 3 tahun.

 

Perlu diperhatikan, pendaftaran imunisasi kejar dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Nah, selamat mengejar ketertinggalan imunisasi si kecilGenbest.

 

Baca Juga: Anak Terlambat Imunisasi Dasar, Harus Bagaimana, Dong?

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top