Masa emas pertumbuhan, dari usia 0-5 tahun, adalah waktu tepat untuk membangun kebiasaan makan anak yang sehat. Menurut penelitian, kebiasaan makan saat kecil akan berdampak pada pola makan anak di masa dewasa.
Karena itulah si kecil perlu dikenalkan dengan makan sehat sejak dini dan perlu dibatasi mengonsumsi junk food. Junk food merupakan istilah untuk makanan dan minuman yang rendah nutrisi, misalnya rendah vitamin, mineral, dan serat, namun tinggi kalori, lemak jenuh, gula dan garam. Terlalu sering makan junk food dikhawatirkan bisa menyebabkan peningkatan risiko obesitas dan penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, penyakit hati dan beberapa jenis kanker.
Nah, kalau GenBest berniat untuk membangun kebiasaan makan yang sehat pada si kecil, yang perlu GenBest lakukan saat ini adalah berusaha menyajikan makanan yang lebih sehat untuk si kecil dengan menjadikan Isi Piringku sebagai panduannya.
Baca Juga: Cegah Stunting dengan “Isi Piringku”
Teorinya memang kedengarannya gampang, namun kita sadar ini merupakan suatu tantangan tersendiri. Tapi jangan pernah putus asa ya. Berikut tips yang bisa GenBest coba di rumah agar si kecil mau menikmati makanan yang lebih sehat:
1. Lakukan secara bertahap
Kalau sebelumnya si kecil belum terbiasa dengan makanan sehat, tak perlu mengubah kebiasaan secara drastis. Ambil beberapa makanan yang tidak sehat untuk diganti dengan yang lebih sehat. Contoh, es krim dengan smoothie buatan sendiri, roti putih diganti dengan roti gandum.
2. Mulailah dari sarapan
Makan sehat bisa dimulai dari sarapan. Menu sarapan biasanya lebih mudah dan sederhana untuk dibuat. Untuk bekal energi anak dalam memulai harinya, berikan sarapan yang mengandung protein. Protein dapat membantu si kecil tetap kenyang lebih lama. Contoh sarapan sehat kaya protein adalah sandwich telur dengan roti gandum atau sajikan telur rebus, roti bakar, dan sebuah apel.
Baca Juga: Hindari Stunting, Ini Caranya Agar Anak Tidak Jadi Picky Eater
3. Batasi gula
Gula hanya menambah kalori kosong ke dalam makanan dan dapat berkontribusi terhadap berbagai gangguan, seperti hiperaktif, gangguan mood, obesitas, dan diabetes tipe 2. Tapi, sekali lagi, jangan langsung melarang anak makan donat, permen, dan sebagainya. Lebih baik kurangi secara perlahan dengan cara halus. Contoh dengan menjadikan makanan ini sebagai suguhan istimewa alih-alih sebagian camilan rutin anak.
4. Tak perlu dipaksa menghabiskan makanan
Jangan punya prinsip anak harus makan makanannya sampai habis. Mereka perlu belajar “mendengarkan” tubuh mereka. Ketika mereka merasa kenyang, izinkan untuk berhenti makan. Dipaksa untuk makan justru dapat membuat anak mengabaikan rasa kenyang dan membuatnya kelebihan berat badan.
5. Taruh camilan favoritnya di wadah kecil
Ketika anak minta camilan favoritnya yang tidak sehat, keripik kentang, misalnya, taruhlah di mangkuk/piring kecil untuk mengurangi porsinya. Jangan membiarkan anak menghabiskan satu bungkus sendiri.
6. Mulai sajikan makanan lebih sehat
Anak-anak sebenarnya akan makan apa yang tersedia di rumah. Itulah mengapa penting untuk menyajikan makanan-makanan yang sehat di rumah. Namun tentu untuk mengalahkan godaan kelezatan camilan manis dan asin yang tidak sehat, kita perlu mengolah buah dan sayuran dengan lebih menarik.
7. Makan bersama
Anak-anak belajar kebiasaan makan melalui pengamatan. Ini berarti mereka mungkin mau ikut menyantap makanan sehat ketika melihat orang tua dan anggota keluarga lainnya juga menikmatinya. Untuk itu usahakan ada jadwal makan bersama minimal sekali dalam sehari.
Selamat mencoba!
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.