Seperti apa, sih, pola asuh yang Genbest terapkan pada si kecil?
Konsep pola asuh muncul untuk menjelaskan perbedaan cara orang tua mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Seperti, apakah orang tua menunjukkan banyak kasih sayang atau menuntut kepatuhan berlebihan? Apakah orang tua mendorong anak-anak untuk banyak bertanya atau justru melarangnya? Apakah orang tua memberlakukan batasan atau membiarkan anak-anak melakukan sesuka mereka?
Semua pola asuh ini pada akhirnya bisa memiliki pengaruh pada perkembangan anak hingga ia dewasa kelak. Apakah ia akan menjadi anak yang percaya diri atau rendah diri? Apakah ia akan menjadi sosok yang pemarah atau lembut hati? Apakah ia akan menjadi anak yang berprestasi atau tidak?
Baca Juga: Ini Permainan Mencerdaskan untuk Bayi 6-12 Bulan
Ada tiga pola asuh yang populer di kalangan para ahli perkembangan anak. Coba Genbest cocokkan, pola asuh mana yang paling mendekati pola asuh Genbest pada si kecil:
1. Pola asuh permisif
Orang tua yang menerapkan pola asuh ini bersikap hangat dan terlalu memanjakan anak. Pola asuh permisif cenderung memberikan kebebasan pada anak tanpa batasan tegas. Mereka tidak suka mengatakan “tidak” karena khawatir mengecewakan anak.
Sekilas pola asuh permisif tampak positif, karena sikap orang tua yang hangat dan memberikan kebebasan. Namun apa pun yang berlebihan tentu tidak baik.
Pada kasus pola asuh permisif, kebebasan berlebihan dan sikap yang terlalu memanjakan cenderung menyebabkan anak tumbuh menjadi sosok yang tidak kenal batasan, tidak bisa mengikuti aturan, memiliki kontrol diri yang buruk, egosentris, serta cenderung memiliki prestasi akademis yang buruk.
Baca Juga: Ide Stimulasi Sensori yang Aman untuk Anak di Fase MPASI
2. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter mengharuskan anak patuh dengan segala aturan ketat dari orang tua tanpa ada penjelasan. Bila anak tidak patuh, mereka akan dihukum tanpa tahu kesalahan mereka.
Meski memiliki tujuan supaya anak tumbuh menjadi sosok yang disiplin, pola asuh ini terlalu mengekang sehingga anak umumnya tumbuh sebagai anak yang tidak bahagia, insecure, kurang mandiri, memiliki harga diri yang rendah, pemarah, serta keterampilan sosial yang tidak terasah.
3. Pola asuh otoritatif
Pola asuh otoritatif memberikan batasan aturan yang jelas dan konsisten serta melibatkan anak dalam menentukan aturan-aturan tersebut. Orang tua dengan pola asuh otoritatif tidak semata-mata melarang anak, sebaliknya mereka memberi kesempatan untuk anak mencoba tapi harus bertanggung jawab pada pilihannya. Orang tua otoritatif akan memberi penjelasan atas tindakan mereka. Penjelasan tersebut pada akhirnya akan mengajari anak tentang nilai, moral, dan tujuan.
Pola asuh ini disebut juga dengan gaya asuh demokratis. Dalam jangka panjang, pola asuh otoritatif dapat membuat anak tumbuh menjadi sosok yang percaya diri, disiplin, bertanggung jawab, serta umumnya dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
Pola asuh mana yang terbaik? Menurut ahli, orang tua yang otoritatif dipandang lebih adil karena memberikan aturan disertai penjelasan sehingga anak-anak akan banyak belajar akan konsep nilai yang benar dan yang salah. Bagaimana dengan Genbest sendiri?
Sumber: www.verywellmind.com, www.parentingforbrain.com
Baca Juga: Makan Sambil Main Gadget, Kebiasaan Buruk Anak yang Harus Diubah
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.