Selama pandemi COVID-19, kita tentu sudah akrab dengan panduan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Di tengah adaptasi kebiasaan baru atau new normal ini, protokol kesehatan yang satu ini harus semakin digencarkan karena menjaga kebersihan tangan terbukti efektif membatasi penyebaran virus COVID-19.
Sayangnya, ada yang kita sering lupakan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang nggak kalah penting dari cuci tangan, yakni mengeringkan tangan. Biasanya setelah mencuci tangan selama 20-40 detik, kita sudah merasa bersih sehingga merasa tidak perlu mengeringkannya.
Padahal ini kurang tepat. Saking pentingnya mengeringkan tangan, UNICEF mengimbau masyarakat untuk selalu mengeringkan tangan yang benar setelah dicuci.
Tangan basah meningkatkan risiko penyebaran virus COVID-19
Saran UNICEF untuk mengeringkan tangan ini bukan tanpa alasan. Anjuran ini muncul karena kuman lebih mudah menyebar pada kulit yang basah dibandingkan kulit kering.
Sesudah cuci tangan selama 20 detik, kuman atau bakteri yang menempel di tangan akan hilang. Namun jika tangan dibiarkan terus-terusan basah, justru lebih mudah terkena virus kembali. Tidak hanya itu, jika kita tidak mencuci tangan dengan benar, virus yang masih tersisa di tangan dapat menyebar melalui benda yang kita sentuh.
Beberapa benda yang kemungkinan terkontaminasi virus dari tangan basah, misalnya; pakaian, meja, laptop, gagang pintu, atau peralatan makan. Jika dibiarkan, kondisi ini akan membuat virus semakin mudah menyebar.
Cara mengeringkan tangan yang ideal
Lalu bagaiman cara mengeringkan tangan yang paling ideal di tengah wabah COVID-19 ini? Pakai mesin pengering tangan atau tisu?
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Journal of Hospital Infection, menggunakan pengering tangan justru berpotensi menyebarkan virus. Studi ini menggunakan sampel kamar mandi di rumah sakit. Studi menyimpulkan penggunaan tisu lebih mempersempit pergerakan virus atau membatasi virus hanya untuk diri sendiri.
Sejalan dengan fakta ini, menurut studi yang dilakukan oleh Ines Moura dari University of Leeds, Inggris, kontaminasi permukaan tangan setelah menggunakan mesin pengering 10 kali lebih tinggi dibandingkan menggunakan handuk tangan atau tisu.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan kita lebih baik menggunakan tisu sekali pakai karena terbukti lebih terjaga kehigienisannya. Setelah digunakan, tisu itu bisa langsung buang ke tempat sampah.
Tidak hanya itu, menurut Sandra Kesh, Wakil Direktur Medis dan Spesialis Penyakit Menular, Westmed Medical Group New York, diketahui bahwa tujuan mencuci tangan dan mengeringkannya untuk menghilangkan sebanyak mungkin partikel virus dan menghindari penyebaran kuman-kuman ke permukaan lingkungan lainnya.
Nah, penggunaan mesin pengering justru berdampak sebaliknya. Karena mesin pengering memiliki tiupan yang kencang pada tangan, sehingga memungkinkan penyebaran uap air berisi virus di udara sekitar.
Jadi, mulai sekarang jangan lupa untuk mengeringkan tangan setelah kita cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, ya, GenBest.
Baca Juga: Ini Akibatnya Kalau Malas Cuci Tangan Pakai Sabun
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.