28 Nov

Apakah Genbestie pernah melihat Si Kecil diare usai mengkonsumsi susu? Jika iya, mungkin anak mengalami intoleransi laktosa. Kondisi ini cukup umum terjadi pada anak-anak dan dapat memengaruhi kenyamanan serta kesehariannya. Yuk cari tahu lebih dalam mengenai intoleransi laktosa. 

 

Apa Itu Intoleransi laktosa?

 

Intoleransi laktosa sering kali disamakan dengan alergi susu, padahal keduanya berbeda. Alergi susu melibatkan respons sistemik dari sistem kekebalan tubuh yang tidak normal ketika seseorang mengonsumsi susu atau produk olahan susu.

 

Sedangkan intoleransi laktosa, dilansir idai.or.id, adalah kondisi saat tubuh tidak bisa mencerna gula susu (laktosa) dengan baik karena kekurangan enzim laktase di usus. Gangguan pencernaan ini terjadi setelah mengonsumsi produk yang mengandung laktosa, seperti susu sapi, es krim, dan keju.

 

Gejala intoleransi laktosa umumnya muncul dalam rentang waktu 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi produk susu. Beberapa gejala yang dialami biasanya meliputi mencret atau diare, perut kembung, perut sakit, muntah, frekuensi kentut meningkat, kulit sekitar anus merah, hingga kotoran atau tinja berbau asam.

 

Baca Juga: Susu Bisa Cegah Anemia? Ini Faktanya

 


Penyebab Intoleransi Laktosa

 

Penyebab intoleransi laktosa bisa bermacam-macam. Melansir yankes.kemkes.go.id, berikut adalah beberapa penyebab berdasarkan jenisnya: 

 

1. Intoleransi Laktosa Primer
Kondisi di mana kemampuan memproduksi enzim laktase secara alami menurun seiring bertambahnya usia, meskipun gen penyebabnya sudah ada sejak lahir.

 

2. Intoleransi Laktosa Sekunder

Disebabkan oleh kondisi medis seperti penyakit Celiac, Crohn, infeksi usus, atau radang usus besar. Produksi laktase juga bisa menurun akibat kemoterapi atau penggunaan antibiotik jangka panjang.

 

3. Intoleransi Laktosa dalam Masa Perkembangan

Terjadi karena usus bayi yang belum berkembang sempurna dan sering kali dialami oleh bayi prematur. Namun, kondisi ini bersifat sementara dan akan membaik seiring pertumbuhan bayi.

 

4. Intoleransi Laktosa Bawaan

Disebabkan oleh kelainan genetik dari kedua orang tua. Bayi dengan kondisi ini lahir tanpa atau hanya memiliki sedikit enzim laktase. Jenis ini sangat jarang terjadi.

 

Baca Juga: Minum Susu Bikin Anak Lebih Tinggi? Cek Faktanya!

 

Metode Pemeriksaan Diagnosis Intoleran Laktosa 

 

Melansir yankes.kemkes.go.id, berikut adalah cara mengetahui apakah anak mengalami intoleran laktosa atau tidak:

 

1. Tes Toleransi Laktosa Darah

Prosedur dilakukan dengan memberkan minuman berlaktosa tinggi kepada pasien. Setelah dua jam, dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. Tidak naiknya kadar gula darah mengindikasikan gangguan penyerapan laktosa oleh tubuh.

 

2. Tes Konsumsi Susu

Pasien diminta mengonsumsi segelas susu penuh (500 ml), kemudian dilakukan pemeriksaan perubahan kadar gula darah. Tidak adanya peningkatan gula darah dapat menjadi petunjuk awal intoleransi laktosa.

 

3. Tes Hidrogen Napas

Pasien diminta mengonsumsi minuman berlaktosa, setelah itu dilakukan pengukuran berkala kadar hidrogen dalam napas. Peningkatan hidrogen di atas ambang normal mengindikasikan gangguan pencernaan laktosa.

 

4. Analisis Keasaman Feses

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada bayi dan anak-anak dengan mengukur keberadaan asam laktat dalam sampel tinja. Tingginya kadar asam laktat pada feses menandakan pasien mengalami intoleransi laktosa.

 

Dengan memahami gejala intoleransi laktosa pada anak, Genbestie dapat mengambil langkah awal untuk memberikan perawatan yang tepat. Tidak perlu khawatir, karena dengan perhatian dan penanganan yang tepat, Si Kecil tetap bisa mendapatkan nutrisi yang optimal. Jangan lupa untuk konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan saran yang tepat. 

—---

 

Sumber:

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1604/in-toleran-laktosa 

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/intoleransi-laktosa 
 

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top