GenBest pasti sedang semangat mengolah MPASI lezat dan bernutrisi buat si kecil setiap hari, kan? Teruskan GenBest! Seperti GenBest ketahui, MPASI sangat dibutuhkan begitu bayi menginjak usia 6 bulan. Kenapa? Ini terutama terkait dengan kebutuhan zat besi bayi. Selama sekitar enam bulan pertama kehidupan, bayi menggunakan zat besi yang disimpan di dalam tubuh mereka sejak di dalam kandungan dan juga bisa dari ASI.
Tapi simpanan zat besi bayi akan turun seiring pertumbuhan mereka. Dan pada usia sekitar enam bulan, bayi tidak bisa lagi mendapatkan zat besi yang mereka butuhkan hanya dari ASI. Karena itulah bayi perlu mendapat makanan pendamping ASI (MPASI) untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya dan menjauhi si kecil dari ancaman berbagai penyakit, termasuk stunting.
Memperkenalkan MPASI juga penting untuk membantu bayi belajar makan serta memberi mereka pengalaman rasa dan tekstur baru dari berbagai makanan. Saat belajar makan, bayi akan mengembangkan gigi dan rahang yang mereka perlukan nanti untuk membantu keterampilan bicaranya.
Jadi kalau GenBest selalu berusaha memberikan MPASI bergizi pada si kecil, salut! Tapi hati-hati nih GenBest, karena ada beberapa bahan-bahan makanan yang bermanfaat untuk orang dewasa, tapi belum tentu untuk bayi, salah satunya madu. Madu memang manis dan lembut, sehingga kita mungkin menganggapnya bisa menjadi pilihan yang baik untuk memberi rasa manis pada MPASI bayi.
Tapi hingga bayi berusia 1 tahun, madu tidak disarankan. Ini berlaku untuk semua madu, baik madu mentah dan tidak dipasteurisasi, ataupun madu yang sudah dipasteurisasi. Aturan ini juga berlaku untuk semua makanan yang mengandung madu.
Baca Juga: Alasan Jangan Berikan Makanan Ini pada Bayi
Bahaya Memberi Madu pada Bayi
Seperti dituliskan di laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memberikan madu pada bayi di bawah 12 bulan dapat meningkatkan risiko infant botulism atau penyakit botulisme pada bayi.
Apa sih itu? Ini merupakan penyakit serius yang menyerang sistem saraf bayi. Saat masuk ke dalam usus, bakteri ini dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi bayi dan menyerang sistem sarafnya, dari saraf otak, tulang belakang, atau saraf lainnya yang bisa menyebabkan kelumpuhan otot. Umumnya gejala botulisme terjadi dalam waktu sekitar 12-36 jam setelah bayi mengonsumsi madu.
Gejala yang muncul bayi bisa mengalami diare, mual, muntah. Akibat kelumpuhan otot yang terjadi, lengan, kaki dan leher bayi tampak lemah, menangis lemas, tidak mau menyusu (sebenarnya karena tidak kuat untuk menyusu), serta bayi tampak lesu.
Waktu yang Tepat Memberikan Madu pada Bayi
Lalu, kira-kira kapan waktu yang tepat memberikan madu pada si kecil? Seperti yang sudah dijelaskan di atas, agar lebih aman GenBest bisa memberikan madu saat anak sudah masuk usia satu tahun. GenBest bisa mencoba menambahkan sedikit madu pada makanan si kecil sebagai pemanis alami.
Hanya saja, GenBest harus mengenalkan madu secara bertahap, karena ada kemungkinan munculnya reaksi alergi pada si kecil. Untuk itu, beri jeda setidaknya 4 hari sebelum kembali memberikan madu. Amati, apakah si kecil suka atau tidak dan memunculkan alergi atau tidak. Jika memang ada reaksi alergi, lebih baik dihentikan dan konsultasikan pada dokter, ya.
Baca Juga: Tips Memberikan MPASI Instan pada Bayi
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.