9 Jul

Stunting merupakan masalah kesehatan yang kompleks. Faktor penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari asupan nutrisi yang tidak terpenuhi pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, masalah sanitasi, hingga faktor genetik dari orang tua.

 

Dampaknya pun tidak terbatas pada fisik anak yang menjadi jauh lebih pendek dari teman-teman seusianya. Perkembangan otak anak, misalnya, juga tidak maksimal dan saat dewasa nanti, anak lebih rentan terserang penyakit degeneratif. 

 

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mencegah Anak Stunting?

 

Apa yang dimaksud penyakit degeneratif? Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ tubuh memburuk dari waktu ke waktu sehingga bisa memengaruhi sistem saraf pusat, tulang, sendi, hingga pembuluh darah. Contoh penyakit degeneratif adalah diabetes tipe 2 dan hipertensi.

 

Baca Juga: Pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan Bagi Tumbuh Kembang Anak

 

Stunting, Obesitas, dan Penyakit Degeneratif

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif SpA(K) dari Divisi Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM saat memasuki usia sekolah, anak stunting cenderung menjadi obesitas dan lebih berisiko terkena penyakit degeneratif, seperti hipertensi sebesar 20%, dan sebesar 30% untuk kolesterol tinggi. 

 

Dalam website The Conversation juga dijelaskan anak-anak yang kurang gizi pada waktu balita, kemudian mengalami stunting, berdasarkan beberapa studi, pada usia dewasa akan lebih mudah mengalami obesitas  dan terserang diabetes melitus.

 

Penyebabnya, tulis website tersebut, jika seorang anak yang dalam masa tumbuh kembang kurang gizi, maka ia dapat mengalami masalah pada perkembangan sistem hormonal insulin dan glukagon pada pankreas yang mengatur keseimbangan dan metabolisme glukosa. 

 

Nah, pada saat dewasa, jika asupan kalorinya berlebihan, keseimbangan gula darah lebih cepat terganggu, dan pembentukan jaringan lemak tubuh juga lebih mudah. Itulah mengapa anak stunting rentan menjadi obesitas dan menderita diabetes. Ketika anak obesitas dan berlanjut hingga dewasa, risiko terkena penyakit degeneratif pun  akan lebih tinggi.

 

Pencegahan Tetap terbaik

Karena dampak stunting yang begitu merugikan dan sulit untuk diatasi, pencegahan selalu menjadi prioritas pada masalah ini. Caranya? Kunci utama permasalahan stunting adalah faktor kekurangan gizi dalam waktu yang lama, terutama pada  masa 1.000 hari pertama kehidupan. 

 

Untuk itu, ibu hamil sudah harus selalu menjaga asupan gizinya sejak awal pembuahan dan selalu diberi minta untuk memberi perhatian lebih pada mikronutrien, seperti asam folat, kalsium, dan zat besi.  Setelah bayi lahir, ASI eksklusif selama 6 bulan harus diberikan lali diikuti pemberian MPASI pada saat bayi menginjak usia 6 bulan, dan dilanjutkan dengan makanan keluarga yang bervariasi dan bergizi seimbang. Anak juga perlu selalu diberikan banyak stimulasi dan aktivitas.

 

Jangan dilupakan juga risiko stunting pada anak meningkat di tempat yang memiliki sanitasi yang tidak layak, karena itulah PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus selalu menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.

 

Dengan dipenuhinya kebutuhan nutrisi anak pada masa 1.000 hari pertama kehidupannya diharapkan tumbuh kembang anak menjadi optimal dan selalu sehat hingga dewasa.

 

Baca Juga: Faktor Risiko Stunting, Ibu Muda Wajib Tahu

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top