20 Sep

Relaktasi adalah proses menyusui kembali setelah berhenti dalam jangka waktu tertentu. Biasanya hal ini dikarenakan kondisi ibu yang sedang sakit atau kendala non-medis lainnya.

 

Menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), lamanya berhenti menyusui itu bisa dijadikan tolak ukur kasar mengenai jangka waktu relaktasi. Misalnya, jika GenBest baru berhenti menyusui 2 hari, maka akan membutuhkan 2 hari untuk menghasilkan kembali pasokan ASI GenBest. Begitu juga kalau sudah berhenti menyusui selama 1 bulan, mungkin akan dibutuhkan 1 bulan untuk menghasilkan ASI kembali.

 

Menurut AIMI juga, semakin muda usia bayi, maka relaktasi akan lebih mudah dilakukan. Jadi relaktasi pada bayi kurang dari 3 bulan akan lebih mudah daripada jika bayi berumur lebih dari 6 bulan.

 

Tapi, walaupun relaktasi tidak selalu mudah dilakukan, bukan berarti tidak mungkin. Nah, bila GenBest berniat relaktasi, GenBest harus tahu cara yang efektif, agar ASI yang dihasilkan lebih maksimal.

 

Tips efektif melakukan relaktasi

Ada beberapa tahapan yang harus GenBest lakukan agar praktik relaktasi berjalan lancar. Berikut rangkuman saran relaktasi yang diberikan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI)

 

a. Secara perlahan, kurangi pemberian susu formula/ASI perah (ASIP) lewat botol yang menggunakan dot. Gantilah melalui cangkir, sendok, atau pipet.

b. Sebaiknya tidak memberikan empeng pada bayi. Gantilah kebiasaan ini dengan mengisap pada payudara.

c. Jika bayi menolak mengisap payudara yang ’kosong’, GenBest dapat memberikan susu (formula atau ASIP) pada saat bayi sedang mengisap payudara dengan menggunakan alat bantu relaktasi. Alat ini berupa selang dan botol yang dipasang sedemikian rupa pada payudara sehingga dapat menstimulasi suplai ASI.

d. Cobalah untuk menyusui bayi setiap 2 jam sekali.

e. Biarkan bayi menyusu kapanpun, setiap kali ia berminat.

f. Jika memang memungkinkan, biarkan bayi mengisap payudara sekitar 30 menit setiap kali menyusu. Bila belum bisa, lakukan secara bertahap, minimal 15 menit dulu.

g. Cobalah untuk selalu bersama bayi, terutama pada malam hari ketika hormon prolaktin (penghasil ASI) sedang banyak-banyaknya dihasilkan, sehingga dapat setiap saat menyusui bayi.

h. Pastikan saat menyusui, posisi badan dan posisi pelekatan bayi  sudah benar, nyaman, dan tepat.

 

Dalam website AIMI juga dijelaskan selama relaktasi, bayi harus terus mendapat susu formula atau ASI perah (ASIP), berikut aturannya:

 

a. Sebagai permulaan, berikan bayi susu formula/ASIP dalam jumlah yang sama seperti yang dikonsumsi sebelumnya.

b. Segera setelah ASI mulai keluar sedikit, porsi susu (formula atau ASIP) dapat dikurangi sebanyak 30-60ml dalam sehari.

c. Selama masa relaktasi pastikan si kecil tidak kekurangan makanan. Untuk itu selalu perhatikan kenaikan berat badannya, yaitu sekurangnya 500 gram dalam sebulan, dan frekuensi harian BAK (5-6 kali) dan BAB (minimal 1 kali) bayi.

 

Jika GenBest merasa proses laktasi tidak berjalan lancar segera hubungi pakar laktasi, ya. Berkonsultasi dengan ahli akan memudahkan pengambilan langkah kedepannya.

 

Baca Juga: Selain Katuk, ASI Booster Alami Ini juga Bikin Produksi ASI banyak

 

Faktor yang mendukung keberhasilan relaktasi

Menurut IDAI ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh langsung terhadap keberhasilan relaktasi. Faktor-faktor tersebut meliputi:

 

1. Durasi laktasi terhenti

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, lama waktu berhenti menyusui akan memengaruhi proses relaktasi. Semakin sebentar, semakin mudah.  Namun bukan berarti jika sudah lama, berarti tidak bisa.  Di sini yang penting niat dan kesiapan mental. Untuk itu, GenBest harus sabar dan jangan stres.

 

2. Makanan bayi selama terhentinya laktasi

Ketika si Kecil sudah merasakan minum dari botol, proses relaktasi cenderung akan lebih lama. Namun masalah ini bisa diatasi jika ibu terus bersabar dan mulai mengurangi pemakaian dot pada bayi dan menggantikannya dengan sendok atau pipet.

 

3. Sudah mendapat makanan pendamping

Proses relaktasi pada bayi-bayi sudah mendapatkan MPASI (makanan pendamping ASI) biasanya lebih lama.  Namun sekali lagi, bukannya tidak mungkin, untuk itu coba terus, ya Genbest.

 

4. Motivasi ibu

Motivasi dari dalam diri ibu sangat penting untuk mendukung kemauan bayi menyusu kembali. Karena keinginan yang kuat dari ibu akan mengeratkan hubungan batin dengan anak.

 

Baca Juga: Nutrisi Mikro yang Tidak Boleh Dilupakan Ibu Menyusui

 

5. Dukungan dari luar

Dukungan keluarga, khususnya suami, punya pengaruh yang besar terhadap kelancaran menyusui. Hal ini karena ibu menyusui memerlukan emosi yang stabil serta bebas stres. Dukungan bisa dilakukan dengan cara apapun, bahkan dengan tidak banyak bertanya. Karena biasanya pertanyaan “apakah ASI-nya sudah keluar?” justru bisa membuat ibu tertekan.

 

Baca Juga: 10 Pantangan Makanan dan Minuman untuk Ibu Menyusui

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top