Jadi orangtua baru tentu bikin happy, tapi bisa juga bikin worry. Iya, kan? Apalagi di masa balita. Masa di mana anak senang memasukkan benda apa pun ke mulutnya. Ia menganggap memasukkan benda ke mulut adalah hal menyenangkan.
Jangan cemas dulu, sejatinya hal itu disebut dengan fase oral dan sebagai orangtua ada baiknya nggak parno dan melarang anak memasukkan barang dan mainannya ke mulut, karena hal tersebut merupakan bagian dari perkembangan anak.
Hal yang perlu diperhatikan, pastikan benda-benda yang dimasukkan itu aman, bersih, tidak tajam, tidak tertelan, dan tidak berisiko menyebabkan bahaya bagi anak. Saat ini banyak mainan gigit-gigitan (teether) yang banyak dijual di pasaran dan bisa menjadi alternatif mainan bagi anak.
Apa itu fase oral?
Fasel oral adalah tahap perkembangan area oromotor, otot daerah sekitar mulut, pipi, rahang dan pencernaan, yang berpengaruh pada perkembangan lainnya seperti berbicara dan makan. Pada fase ini, bayi memusatkan rangsangannya pada daerah mulut dan bibir. Sehingga ia berusaha memasukkan semua benda yang dipegangnya ke dalam mulut karena mulut dianggap sebagai tempat pemuasan kebutuhannya. Biasanya, fase ini akan berakhir saat anak berusia sekitar 18 bulan. Namun, di beberapa kasus, fase ini bisa berlanjut hingga usia balita dengan ciri mengisap jempol hingga usia 5 tahun.
Hal yang sebaiknya orangtua lakukan adalah mengakomodir fase ini dengan mainan yang aman. Sebab, fase ini penting dan memengaruhi perkembangan anak selanjutnya, termasuk memengaruhi kematangan otot di daerah rongga mulut.
Sikap orangtua yang memarahi atau melarang anaknya memasukkan jari atau mainan ke dalam mulut, membuat fase oralnya menjadi tidak maksimal dan dapat mengakibatkan keterlambatan kemampuan bicara dan makan.
Jangan larang anak saat melakukan hal itu. Sebab, menurut Psikolog Sigmund Freud, jika anak gagal mendapat kepuasan dari fase ini, maka kelak akan memengaruhi kepribadiannya. Anak akan cenderung memiliki ketergantungan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan mulut. Contohnya, ketika dewasa bisa menjadi orang yang makan terus-menerus saat stres, hobi menggigit jari, hingga kecanduan alkohol dan merokok, dsb. Bahkan secara psikologi, anak bisa menjadi orang yang nyinyir jika anak gagal melalui fase oral ini.
Yang perlu dilakukan saat anak senang memasukkan benda ke mulut
1. Memastikan tangan dan kaki anak bersih, setiap selesai mereka jilat-jilat, langsung dibersihkan karena sisa air liur yang tidak dibersihkan akan mengundang bakteri.
2. Memastikan barang-barang di sekitar sudah aman untuk anak, misal menjauhkan barang-barang kecil yang bisa tertelan atau melukai anak.
Memastikan pula lantai tempat anak bermain bersih.
4. Selain tangan, selalu bersihkan mainan yang digunakan anak sehingga terbebas dari kuman.
5. Apabila anak menggigit benda yang kotor, jangan dimarahi, melainkan ambil perlahan mainan tersebut dan ganti dengan mainan yang lebih bersih.
6. Dan yang terpenting, awasi anak ketika menggigit mainannya dan pilih mainan yang memang khusus untuk digigit agar terhindar dari risiko tertelan dan berbahaya bagi kesehatan anak (GenBest bisa memberinya teether atau pacifier)
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.