Perkembangan anak saling terkait satu sama lain. Jadi, tidak ada perkembangan yang berdiri sendiri. Perkembangan ini melewati tahapan-tahapan layaknya undakan tangga di sebuah gedung. Bila anak sudah melewati tahapan perkembangan tertentu, ia akan dapat meraih perkembangan di tahapan selanjutnya yang lebih tinggi.
Demikian pula sebaliknya. Bila anak terlambat perkembangannya, dapat dipastikan ada tahapan perkembangan sebelumnya yang belum dikuasai.
Begitu juga dengan kemampuan duduk. Untuk menguasai kemampuan duduk, bayi harus sudah bisa mengangkat kepalanya terlebih dahulu. Si kecil juga baru duduk sempurna ketika otot-otot kepalanya sudah sedemikian kuat.
Untuk sampai pada kemampuan ini, ada beberapa tahapan yang mesti dilaluinya. Awalnya, dari posisi telentang dia akan mencoba belajar memiringkan badannya ke kiri dan ke kanan sebelum akhirnya bisa berguling, membalikkan tubuhnya ke posisi semula, kemudian tengkurap, bertumpu di atas lengannya, mengangkat dadanya dari permukaan alas tidur seperti gerakan mini push up, dan seterusnya.
Walaupun bisa diposisikan "duduk" sejak lahir, sebaiknya Genest jangan memaksakan diri menstimulasi anak untuk duduk, kalau usianya masih terlalu dini. Ikuti step by step semua tahap perkembangannya. Karena bila ada yang terlewat berarti ada sesuatu yang hilang di otaknya dan memunculkan ketidakseimbangan yang akan mengganggu tumbuh kembangnya kelak.
Kapan bayi mulai bisa duduk?
Biasanya kemampuan ini mulai dikuasai anak di usia 4-5 bulan. Di masa ini, bayi bisa ditarik ke posisi duduk. Kemudian duduk dengan dibantu pada 5-6 bulan, dan duduk sebentar tanpa bantuan di usia 6-7 bulan. Di usia 7-8 bulan anak setidaknya sudah bisa duduk dalam jangka waktu 10 menit, kemudian pada usia 9-10 bayi pun bisa duduk sendiri.
Perkembangan setiap anak bersifat individual alias tidak bisa dipukul rata. Akan tetapi, sebagai orang tua, GenBest tetap harus cermat melihat perkembangan anak berdasarkan perkembangan normal. Jangan sampai semua keterlambatan ditoleransi menunggu anak berusia 2 tahun. Jangan terbiasa pula untuk selalu mengiyakan "penghiburan" yang salah kaprah. Contoh, "Nggak apa-apa, deh, bapaknya dulu juga belum bisa duduk, kok."
Sikap kritis ini dimaksudkan agar keterlambatan apa pun bisa segera mendapat penanganan secepatnya dan semestinya hingga tidak merembet menjadi gangguan fisik, gangguan otak, sekaligus gangguan psikologis yang penanganannya pasti jauh lebih mahal dan makan waktu lama. Pasalnya, kemampuan duduk ternyata berhubungan dengan otak kecil yang mengatur persarafan di leher dan bukan hanya masalah motorik atau fisik saja. Kalau gangguan/keterlambatan semacam ini terdeteksi lebih dini, efeknya juga tidak akan fatal.
Ya, bayi gemuk umumnya lebih lambat duduk karena mereka cenderung malas bergerak sehingga perkembangan motoriknya tak terasah. Kemungkinan lain, lemak berlebih dari susu formula memengaruhi kerja otaknya dan menutup otot-otot tubuh yang berperan penting dalam kemampuan duduk tadi. Sementara bayi yang montoknya karena ASI, umumnya tetap lincah bergerak. Tetap stimulasi bayi gemuk agar bisa duduk dengan mendudukannya di pangkuan kamu lalu tambahkan bantal pengganjal di sisi kanan dan kiri. Sering juga beri mainan saat anak telungkup, sehingga ia mencoba terus menggerakkan kepalanya.
Kemampuan duduk erat kaitannya dengan kemampuan makan makanan padat. Sebab, salah satu indikator bayi siap diberi makanan padat adalah saat ia sudah bisa duduk di kursi untuk makan, tepatnya di usia 6 bulan. Meski ada indikator lain yang menandakan anak siap makan.
TENTANG KAMI
GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.