Menurut catatan dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, malnutrisi adalah suatu kelompok kondisi pada anak-anak dan orang tua di mana biasanya berhubungan erat dengan kualitas hidup yang buruk atau kekurangan asupan nutrisi yang seimbang dan tidak dapat terserap dengan baik oleh tubuh.

Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) merujuk malnutrisi pada kondisi kekurangan atau tidak seimbang pada asupan gizi dan nutrisi seseorang. Ada tiga kategori yang termasuk dalam kondisi malnutrisi:

1. Kekurangan nutrisi yang disebut dengan Wasting, suatu keadaan dimana berat badan rendah dengan tinggi yang dimilikinya, sehingga stunting termasuk dalam kategori Wasting.

2. Malnutrisi yang berhubungan dengan mikro nutrisi yaitu penyakit kekurangan mikro nutrisi seperti ketidakmampuan dalam menyerap vitamin dan mineral.

3. Berat badan lebih dan obesitas yang berhubungan dengan penyakit lainnya seperti penyakit hati, penyakit jantung, stroke, diabetes dan hipertensi.

Merujuk kategori WHO di atas, maka stunting merupakan kondisi dari kekurangan nutrisi pada malnutrisi. Pada stunting, biasanya mengalami gangguan pertumbuhan yang membuat tinggi seseorang tidak sesuai dengan tinggi orang seusianya.

Namun pada penderita stunting diiringi dengan terganggunya aspek pertumbuhan dan perkembangan lainnya sehingga memiliki dampak jangka panjang, termasuk menurunnya kondisi fisik mereka dan kemampuan kognitifnya. Stunting terjadi karena adanya kekurangan asupan nutrisi terutama protein selama masa kehamilan dan pada 1000 hari pertama anak.

Setiap negara di dunia berisiko terkena satu atau lebih malnutrisi, sehingga mencegah dan mengatasi terjadinya malnutrisi dan stunting merupakan tantangan kesehatan dunia. Perempuan dan anak-anak adalah yang paling berisiko terkena malnutrisi.

Karenanya, memberi nutrisi yang optimal pada awal-awal kehidupan anak hingga 1000 hari ke depan sangatlah penting dan bisa memberikan manfaat terbaik di masa depan.